Kamis, 04 Juni 2015

Aku Datang Memenuhi Panggilan mu.

 Firman Allah SWT. :  
“Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nisa : 1)
" Hidup tak seperti burung yang bebas, untaian takdir tak bisa di hindari tuhan ciptakan uk kita,  mungkin kita pernah salah atau kita pernah menjelma malaikan baik., Kenyataan nya hidup baik atau buruk hanya lah takdir  hakiki kita,
Pernah ku alami alami suka, namun semua hanya bayangan dunia semata, 
Rasanya tak ingin hidup seperti burung terbang yang lupa pulang..,  
Hidup terasa indah apabila hidup yang kita jalani seperti mengendarai kendaraan di jalan bebas hambatan,Tapi kenyataannya tidak demikian, jalan yang kita hadapi jauh dari harapan . Banyak lubang yang kita lewati, bahkan kita pernah salah mencari jalan dan akhirnya tidak sampai ketujuan. Itulah hidup ....Karena kitatak bisa lari dari takdir tuhan..
Semakin dunia dicintai maka orang akan semakin malas untuk mempersiapkan bekal kematian
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S As’Syams:9-10)
Ku abadikan Uk Panggilan mu..,Karena Hidup adalah Pilihsn.,
Aku memenuhi panggilan mu..,Dan tak ada sekutu bagimu..

-- 4.55 Pagi  6 Mei 2015---








“Yaa Allah, mudahkan segala urusan orang mencintai kami dalam kebaikan. Sampaikan kepada mereka untuk setiap cita-cita mulia. Kumpulkan kami kembali di firdaus-Mu yang tertinggi sebagaimana Engkau pernah mengumpulkan kami di bumi.”*





















Jumat, 10 Januari 2014

Berbuat Baiklah

 Sambut Hijrah dengan Perubahan Diri secara Total

Tuhan  mendesain kehidupan  secara harmonis. Makhluk yang satu dengan makhluk yang lain saling memberi dan menerima manfaat. Demikian pula halnya dengan benda yang satu dengan benda yang lain.
Mari kita perhatikan! Manusia memerlukan oksigen dan membuang karbondioksida, sementara tanaman membutuhkan karbondioksida untuk proses fotosintesa dan mengeluarkan oksigen. Lebah membutuhkan zat-zat makanan dari bunga, sedang tanaman membutuhkan lebah untuk proses penyerbukan.
Manusia juga mengambil manfaat dari hewan dan tanaman berupa bahan makanan dan berbagai kebutuhan lainnya, sementara tanaman serta hewan memerlukan pemeliharaan, perawatan, pelestarian dan penjagaan keseimbangannya oleh manusia. Demikian pula hubungan antar manusia sendiri, tidak bisa terlepas dari dinamika untuk saling memberi dan menerima manfaat.
Sayangnya, manusia sendiri kerap merusak harmoni tersebut. Manusia malah saling memberi mudharat dan saling menzhalimi. Inilah sebabnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan risalah-Nya dan menghadirkan orang-orang Mukmin sebagai pengusung risalah tersebut. Tujuannya untuk menyuburkan harmoni dengan banyak berbuat kebaikan dan memberi manfaat, baik kepada sesama manusia maupun kepada alam semesta.
Membahagiakan
Jiwa-jiwa yang fitrahnya hidup akan merasa bahagia apabila mampu memberi manfaat untuk orang lain. Sebaliknya, jiwa yang fitrahnya mati dan tertutup justru merasa bahagia jika melihat kesusahan dan penderitaan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
(رواه أحمد) إذا سرّتك حسنتك وساءتك سيئتك فأنت مؤمن
“Jika kebaikanmu menyenangkanmu dan kejahatanmu menyusahkanmu, maka kamu adalah seorang mukmin.” (Riwayat Ahmad)
Para sahabat yang pernah hidup bersama Rasulullah SAW merupakan orang-orang yang sangat suka memberi manfaat kepada orang lain. Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu (RA) dan beberapa sahabat lainnya yang ketika mendapatkan harta langsung didistribusikan lagi kepada orang lain.
Diriwayatkan bahwa ketika mendapat kiriman harta tersebut, Umar langsung memanggil salah seorang pembantunya dan memerintahkan agar harta tersebut dikirimkan kepada Abu Ubaidah bin Jarrah RA. Umar juga meminta pembantunya agar menunggu sejenak di rumah Abu Ubaidah untuk memperhatikan apa yang akan ia lakukan dengan harta tersebut. Tampaknya, Umar ingin melihat bagaimana Abu Ubaidah menggunakan hartanya.
Ketika pembantu itu sampai di rumah Abu Ubaidah, ia menyampaikan, “Amirul Mukminin mengirimkan harta ini kepada Anda untuk dipergunakan sesuai kebutuhan yang Anda kehendaki.”
Kemudian Abu Ubaidah memanggil pembantunya. Lalu mereka mulai membagi-bagikan harta pemberian Umar itu kepada para fakir miskin hingga seluruh harta tersebut habis.
Pembantu Umar pulang dan menyampaikan apa yang telah ia lihat. Umar kemudian kembali memberi pembantu itu uang sebesar 400 dirham untuk diserahkan kepada Muadz bin Jabal RA. Sama seperti sebelumnya, Umar meminta pembantunya untuk memperhatikan Muadz.
Ternyata Muadz pun memanggil hamba sahayanya untuk membagi-bagikan harta tersebut kepada fakir miskin hingga habis. Bahkan, ketika istri Muadz melihat dari dalam rumah dan berkata kepada suaminya, “Demi Allah, aku juga termasuk orang miskin,” Muadz hanya menjawab, “Ambillah dua dirham saja.”
Umar kemudian menyuruh lagi mengirimkan harta kepada Saad bin Abi Waqqas RA. Ternyata, Saad pun melakukan hal yang sama. Pembantu Umar itu kembali pulang dan melaporkan semua yang ia lihat.
Mendengar sikap mereka, Umar menangis dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah.”
Begitulah sikap dan perilaku para sahabat Rasulullah SAW dalam mendayagunakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Hidup mereka selalu ingin digunakan untuk memberi manfaat bagi manusia yang lain walaupun sebenarnya diri mereka sendiri sangat membutuhkan.
Dicintai Manusia
Orang yang mampu memberi manfaat kepada orang lain akan dicintai oleh orang yang mendapatkan manfaat darinya. Bahkan, orang lain yang tidak mendapatkan manfaat pun akan mengagumi dan menghormatinya.
Contohnya, para pahlawan Islam. Walaupun jasad mereka telah lama hancur, tetapi penghormatan kepada mereka tetap abadi. Lihatlah Syaikh Yusuf al-Makkassari. Ia seorang ulama pejuang abad 17 yang berjasa menyebarkan Islam dan menanamkan semangat perjuangan melawan penjajah Belanda.
Sikapnya yang tegas menentang bangsa penjajah menjadikan Yusuf harus dijauhkan dari pengikutnya. Tahun 1683, Yusuf ditahan selama satu tahun di Cirebon, Jawa Barat, kemudian di Batavia (Jakarta), dan akhirnya dibuang ke Thailand.
Namun, berada di tanah buangan tak meyurutkan semangat Yusuf untuk berdakwah dan menulis kitab. Di Thailand, Yusuf dalam waktu singkat berhasil meraih simpati masyarakat. Inilah yang menyebabkan Belanda, pada tahun 1693, membuang Yusuf ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
Di negeri yang baru itu, Yusuf kembali menyampaikan dakwahnya, sehingga berkembanglah Islam di negeri tersebut.
Syaikh Yusuf wafat pada tahun 1699 di usia 72 tahun dan jenazahnya dimakamkan di Cape Town. Rakyat Afrika Selatan menjadikan beliau sebagai guru, pemimpin, dan pahlawan mereka. Ini tidak lain karena kiprah kebajikan yang beliau tanam, sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri …” (Al-Isra’ [17]: 7)
Mendapat Balasan
Dalam kehidupan sosial, kita selalu mendapati fakta bahwa setiap orang yang berbuat kebaikan akan mendapatkan imbalan dari kebaikannya. Imbalan itu bisa dalam bentuk uang, penghargaan, apresiasi, dukungan, dan sebagainya.
Sebaliknya orang-orang yang membuat kerusakan serta merugikan orang lain akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan itu bisa dalam bentuk hukuman, kecaman, kutukan, kebencian, dijauhi, dan sebagainya.
Begitu pula bila perbuatan itu dikembalikan kepada Allah SWT, ia akan mendapatkan balasan. Firman Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala :
(٧) فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ
(٨) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (al-Zalzalah [99]: 7-8)
Belakangan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa memberi manfaat kepada orang lain merupakan sebuah kekuatan yang mampu mengantarkan seseorang meraih kesuksesan. Deepak Chopra dalam 7 Spiritual Law of Success sampai mencantumkan “Law of Giving” sebagai hukum kedua agar seseorang meraih kesuksesan.
Bagi kita hal itu tidaklah mengejutkan. Sebab, Rasulullah SAW sendiri telah jauh-jauh hari mengungkapkan hukum tersebut, di mana ia merupakan fitrah dan sunnah Allah SWT di muka bumi. Sabda beliau:
فَطُوْبَى لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيْحَ الْخَيْرِ بِيَدَيْهِ وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيْحَ الشَّرِّ بِيَدَيْهِ
“Maka beruntunglah bagi orang yang Allah SWT menjadikan kunci-kunci kebaikan lewat kedua tangannya, dan celaka bagi orang yang Allah SWT menjadikan kunci-kunci kejahatan lewat dua tangannya,” (Riwayat Sunan Ibnu Majah)
Maka jika kita mampu memberi manfaat, kita pasti akan memperoleh manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, perbanyaklah memberi manfaat. Memberi salam dan doa, memberi senyum, memberi pertolongan, memberi harta, dan sebagainya. Berbuat baiklah sebanyak-banyaknya karena Allah SWT berfirman:
(٧٧) وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (al-Qashas [28]: 77)*

---Share--

Jumat, 06 Juli 2012

                                      One Year In Africa (Congo)

"Africa"  Mendengar  nama nya saja kita sudah teringat sebuah bayangan  ngilu dari cerita/film yang senantiasa menghiasi layar kaca, dataran terletak di bagian belahan dunia sebelah barat yang melewati negeri tanduk setan.., Tandus, Panas, Gersang  adalah pemandangan normal sehari-hari.

Itu lah sepenggal bayangan yang ada di benaku waktu mengingat Name Of Afrika.,
Berawal dari abad  2012, tepat nya 27 maret (Kalau gak Salah, maklum usia dan menginjak kepala 3+) mulai berangkat meninggalkan tanah air (Indonesia yang kata orang Makmur loh jinawi yang jadi surga.., Surganya para koruptor) .
Hebatnya keberangkatan di jadwalkan tepat tengah malam lebih 40 menit.., yang kala itu orang pada turu semua.., tapi Empunya dalang yang nulis cerita malah mulai minggat meninggalkan Negri sendiri (Negrinya para koruptor ini..,)   
Terbang melayang meninggalkan kota bandung lalu jakarta.., lewat singapore, malaysia,.., terus kagak tahu lagi karena keburu ngorok saking enaknya naek pesawat terbang Emirat Boing 212 ny wirosableng(Nomer boingnya lupa.,gak tau berapa, mulai pikun lagi), apalagi  pake biaya dari kantor,alhasil  tidur sambil ngoroknya  sang pangeran makin menjadi2..,
Pagi  menjelang baru sadar dan sudah tiba di Dubai.., Turun sebentar untuk transit n Breakfast ..,

Perjalanan di lanjutkan menuju Johansburg (South afrika)
Kejadian di masa perjalanan gak jauh beda ama rute pertama.., alias pingsan sepanjang jalan, kecuali ada pramugari yang nyenggol uk ngasi makan n minun, seketika bisa bangun + segar bugar, any way n bay the way pingsan kembali setelah pramugarinya pergi ..,
Singkat cerita sore hari tibalah d Johansburg ., berhubung sudah malam dan di kasi tiket nginap gratis dari bapak2  kantor yang adalah personalia, maka dengan sanang hati tidur smalaman d hotel protea Afrika selatan.,

Ritual kegiatan d johansburg stlama satu malam .....>>> Jalan jalan dulu.., Cari makan.. puter2 lagi.. bolak balik lagi.., masuk  hotel..., Tidur lagi.., bangun pagi.., cabut menuju RDC Congo..,  
sore hari baru sampai airport lubumbashi congo.,  ngobrol sebentar lalu d jemput orang2 yang sudah d siapkan orang2 terpilih dari pihak kantor..,
singkat kata karena takut yang baca bosen ngeliatnya.., karena bahasa nya muter2 gak karuan n gaya bahasa gak konek.., yang nulis juga pegel2 dan ngantuk ,, mau mikir malas  lagi buntu.., 
langsung aja kita tengok foto2 nya.., tar redakturnya di  edit maning kalo nyang nulis dah bener otaknya,
maklum dah sore.., purut lapar.., pala paning..,


By Asep Suhendar
RDC Congo 2012



Mohon maaf lahir bathin..
yang Nulis emang banyak-banyak salahnya..

      
           
                                                                                                                                           
 Ficture..

Camp tempat kami ngumpul satu bangsa satu bahasa,  indonesia

 

 On Site.
                                                                                                            
       

  Hehehe..,                                                                                                    
        
                                                                                                             
   

Kwatebala.., 6 Juli 2012
Asr..


Selasa, 17 Januari 2012

                            ..,Tuhan, Doa, Kawan dan Harapan..,


1. Doa bukanlah “ban serep” yang dapat kamu keluarkan ketika berada didalam masalah, tapi doa adalah “kemudi” yang dapat menunjukkan kamu ke arah yang tepat.
2. Kenapa kaca depan di mobil lebih besar dari kaca spion? Hal ini membuktikan bahwa masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi, pandanglah kedepan dan majulah.
3. Pertemanan itu seperti sebuah buku. Butuh waktu tahunan untuk menulisnya tetapi hanya beberapa detik untuk membakarnya.
4. Semua hal yang ada di dalam hidup ini sifatnya hanya sementara. Jika berlangsung buruk janganlah khawatir karena hal buruk tersebut tidak akan bertahan lama. Begitu pula dengan hal baik yang ada. Berhati-hatilah.
5. Teman lama diibaratkan seperti emas, sedangkan teman baru seperti berlian. Jika kamu mendapat berlian, jangan lupakan emas. Karena untuk mempertahankan berlian, selalu memerlukan dasar emas.
6. Ketika kita kehilangan harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya. Ingatlah, itu hanyalah belokan, bukan akhir dari segalanya.
7. Ketika tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya. Ketika masalahmu tidak terpecahkan, Dia memiliki kepercayaan kepada kemampuanmu!
8. Seorang buta bertanya: “Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata?” jawabannya adalah “kehilangan visimu”
9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka dan terkadang ketika kamu aman dan bahagia, ingat lah bahwa seseorang telah mendoakanmu
10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, tetapi hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini
Sekian sharing kali ini, semoga bermanfaat ya. Kata-kata nya ada yang saya edit dibeberapa bagian (ditambah atau dikurangkan) agar lebih enak dibaca 

From Twit "Ayu Pratiwi" Thank..

Jumat, 13 Januari 2012

Kunci Ketenangan: Berserahlah Diri!

 
DEGUB jantung berdebar cepat, ada galau yang menyeruduk galak. Perasaan sedih menyeruak masuk tiba-tiba. Mau marah, karena hati sudah lebam rasanya. Perasaan campur aduk tak karuan, seperti ada sesuatu yang mengoncang jiwa, mengocok kedamaain, dan merampas kenyamanan hati. Ingin rasanya menumpahkan semua gemuruh amarah, gaduh, gelisah, gerah, dan semua rasa yang telah membuat diri tak tenang. Jiwa ini terus berontak kuat, melawan kondisi ketidakbahagian yang terjadi.
Gambaran kegilisahan ini, bisa menghinggapi jiwa setiap orang. Karena setiap orang pasti mengalami penderitaan, kesengsaraan, dan ketidakbahagiaan.

Menderita adalah hal yang paling dihindari oleh manusia. Dan kebahagiaan merupakan dambaan setiap insan. Penderitaan sebagai raut kesedihan mewakili banyaknya masalah hidup yang terjadi. Sedangkan kebahagiaan adalah wajah kedamain dan ketenangan dalam jiwa seseorang. Jadilah kehidupan ini sebagai pergulatan menghidari penderitaan, dan mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan juga merupakan kualitas keadaan pikiran atau perasaan yang diisi dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan. Sedangkan penderitaan adalah kumpulan kwalitas  negatif  perasaan dan pikiran yang mengganggu kedamain jiwa. Para filsuf dan pemikir agama telah sering mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu emosi.
Saya, Anda dan mereka pasti ingin merengkuh kebahagiaan. Bukankah itu salah satu alasan mengapa kita masih terus hidup hingga saat ini. namun kenyataannya kebahagiaan itu datang dan pergi begitu cepat. sifatnya hanya sementara waktu. pagi Anda bahagia, tapi siang hari dikantor bertemu dengan pekerjaan ruwet, hati pun jadi mumet.
Tapi apakah benar bahagia tidak bisa menjadi hal yang permanen dalam hidup ini?,  tentu itu sangat  tergantung dengan cara kita menghadapi hidup ini. hidup ini pilihan, jika anda memilih jalan kebenaran, bahagialah yang dicapai, namun jalan salah yang Anda pilih maka sengsaralah yang didapat.

Dalam hidup ini Ada dua tipe manusia  ketika mencari kebahagiaan. Pertama,  Mereka yang mencari kebahagiaan dengan Kesenangan. Kedua, mereka yang mencari Kebahagiaan dengan Ketenangan.

Pertama,  jalan Kesenangan adalah kegembiraan sesaat. Bahagia yang didapat pada tipe  ini seperti bahagianya seorang anak kecil. Sebentar menangis sebentar ketawa. Endapan kebahagiannya hanya pada permukaan emosional. Aktivitas yang dipilih biasanya ada lah hiburan. Segala cara ditempuh untuk mendapat gurauan yang bisa membuat hati tertawa. Ketika hati mereka tertawa, maka mereka merasa senang dan bahagia. Namun selang beberapa waktu, kegundahan mereka pun muncul kembali.
Tipe ini mewakili mereka-mereka yang menjadikan dunia sebagai tujuan akhirnya. Allah berfirman,” ...kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.(al-Imran(3):185). Tujuan kehidupan orang-orang seperti ini hanya mencari kesenangan dunia. Harta, pangkat, kekuasaan, wanita dan semua kendaraan dunia mereka miliki, kemudian mengeksplorasinya menjadi permainan yang menyenangkan. Mereka menganggap hal-hal seperti itu bisa membahagiakan mereka. Allah berfirman, “ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka . Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (al-An’am(6):32).

Mereka lalai akan perintah Allah, diakibatkan oleh kesenangan dunia. Allah berfirman,” Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(al-Baqarah(2):112).

Semakin dalam mereka menikmati dunia, maka akan semakin jauh dari Allah. mereka pun abai atas segala perintahnya. Asyik menikmati dunia membuat mereka tak sempat lagi berfikir tentang nikmat Allah yang telah mereka habiskan. Hal ini pun akan semakin membuat nilai kebahagian itu jauh dari hati mereka. Kehidupan mereka akan terasa sempit dan menjenuhkan. Khawatir, gundah, dan gulanah setiap detik menghampiri perasaaan. Mereka akan sangat menjaga eksistensi keduniaannya dengan berbagai macam cara. Semua jalan ditempuh, tak mengenal halal haram. Allah berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".(Thoha(20):124).

Iblis pun ikut andil dalam pergulatan hidup mereka dengan mengiming-imingi hal-hal yang manis. Allah berfirman, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112). Kesenangan yang mereka lakuakan pun dihias hingga terlihat seperti perbuatan yang baik, meskipun itu sebenarnya adalah hal yang jelek.
Allah berfirman, “Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir:8).
Kesenangan dunia ini adalah kehidupan bagi mereka yang ingkar. Dunia adalah surga bagi orang kafir dan nereka bagi mereka yang beriman.  Allah berfirman, “ Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(al-Baqarah(2):112).

Dunia ini hanyala tempat bersenang-senang dan melalaikan hati. Tempat bermegah-megah dan memperbanyak harta, itulah kesenangan yang melalaikan. Allah berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat  ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(al hadid(57):20).

Sudah menjadi tabiat dasar manusia apabila diberikan kesenangan maka dia akan berpaling dan lalai kepada Allah.” Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.(al-Isra(17);83). Jika datang masalah pada mereka maka akan gampang putus asa, itulah mengapa kebahagiannya mereka cepat pergi dan menghilang.

Kehidupan dunia yang tak secuilpun memberi kebahagian sanubari hati yang paling dalam.Kesenangan dunia akan memberi kebahagian yang sementara, bersifat temporer. Atau dalam bahasa lain disebut kebahagiaan relatif. Kebahagiaan yang tidak bisa disamaratakan kualitasnya dengan orang lain. Disini kebahagian tidak bersifat mutlak adanya. Dia bisa datang dan pergi tanpa kendali manusia. Karena dunia ini sifatnya sementara dan semua bisa direlatifkan disini. maka hukum kebahagiaan yang dilahirkan kesenangan dunia pun relatif adanya.

Inilah kesenangan kehidupan dunia, dan bukan pilihan bagi orang-orang bertakwa. “ Dan  perhiasan-perhiasan .  Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.(Azzukhruf(43):35). Jelas pilihan bagi seorang mukmin adalah kebahgiaan mutlak dinegeri akhirat.

Kedua,  jalan ketenangan adalah merupakan energi hati yang stabil, tidak gampang goyah, goncang, dan goyang ketika badai cobaan datang. inilah jalan kebahagiaan hakiki, diperoleh dari aktivitas hati yang benar. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS ar-Ra’du:28).
Kebahagiaan yang diraih dengan pada jalan ini adalah kebahagian hakiki yang bersifat mutlak. Karena tidak akan ada lagi galau yang bisa menghalang. Tidak ada lagi  derita yang menerpa . jika datang gundah, kekahawatiran, maka akan hilang dengan mengingat Allah. dan semua kesengsaraan didunia ini tidak akan mengganti kebahagiaan hakiki dalam hati mereka.
Hal ini pernah dibuktikan oleh Bilal bin Rabah tetap bahagia dengan mempertahankan keimanannya meskipun disiksa pedih. Imam Abu Hanifah tetap bahagia meskipun dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat jadi hakim Negara.  Para sahabat nabi rela meninggalkan kampung halamannya, demi keyakinan yang dianutnya. , Ibnu Taimiyah berkata: “Apa yang diperbuat musuh-musuhku adalah surgaku.  Penjara adalah tempatku menyepi.  Penyiksaan adalah syahadahku.  Pengusiran adalah tamasyaku”.
Dalam kondisi bagaimana pun posisi hati tetap tenang menghadapi masalah yang datang. masalah besar kecil, bahakan pertaruhan nyawa pun tetap tenang. Itulah kebahagian yang mutlak. Kebahagian yang lahir dari hati orang-orang beriman. Hati yang selalu berzikir kepada Allah. hati yang selalu rindu kehidupan akhirat.
Kita pun diminta tuk mencari kebahagiaan akhirat dan dunia. Allah berfirman "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Qs. Al Qoshos : 77). Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kebahagiaan akhirat adalah yang utama. Mencari kebahgiaan dunia hanya seruan sederhana bukan sebuah kewajiban “janganlah kamu melupakan kebahagiaan dunia” artinya ketika kita melupakan kehidupan dunia tak masalah. Karena ketika kehidupan atekhirat yang kita pilih, Insaya Allah dunia pun akan mengikutinya.
Ibnu Taimiyah berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya”
Sumber kebahagian yang diambil dari jalan ketenangan berasal dari keimanan  pada Allah. Orang yang beriman senantiasa selalu bersikap bahagia, apa pun yang terjadi. orang yang beriman selalu bahagia dan tenang terhadap  semua peristiwa yang dialami, karena apa pun yang terjadi baik atau buruk pada hakekatnya baik untuk mereka. Rasulullah saw. Bersabda: “Jalan yang ditempuh oleh seorang yang beriman adalah aneh karena ada kebaikan dibalik setiap tindakannya dan ini tidak terjadi pada siapapun kecuali pada seseorang yang beriman karena jika mereka merasa mendapatkan kesenangan dia bersyukur kepada Allah SWT, maka terdapat kebaikan dalam sikapnya itu, dan jika dia mendapatkan permasalahan dia menyerahkannya pada Allah SWT (dan bersabar), maka ada kebaikan dalam sikapnya itu“.(HR.Muslim)
Salah satu kunci kebahgian orang-orang beriman adalah totaliatas Penyerahan diri kepada Allah swt. itu Membawa mereka lebih dekat dan pasrah kepada-Nya dalam situasi apapun dan itu membuat mereka selalu merasa tenang dan bahagia.
“Sungguh berbahagialah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,  dan orang-orang yang menunaikan zakat,  dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki,  maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.  Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (al-Mukmin(23):24). Inilah jalan kebahagian hakiki yang semestinya kita jalani. Dan Jadilah kita pribadi yang memiliki ketenangan hati, Insya Allah akan dipanggil oleh Allah;” Hai jiwa yang tenang,  Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku”.(alfajr(89):27-30).
Jalan ketenangan iman memberi  kebahagiaan tanpa batas. Tak bisa dirusak oleh kesedihan duniawi, kekal bahagianya tak lekang oleh waktu dan  Membuat hati terbuka dan luas dalam menerima masalah. Semoga kita menjadi orang yang bahagia karena ketenangan iman, bukan karena kesenangan duniawi.
Amin. *














Minggu, 11 Desember 2011

Awal Baru..,Semangat Baru

Sepenggal kata harus selalu ku ucapkan pada mu ya Tuhan..,Trima Kasih, Atas karunia mu yang tak henti mengalir..Sujud ku, ku hadapkan hanya padamu..
ketika kau telah memasang suluh di dalam hatiku yang selalu menyinarkan keindahan dan pengetahuan dalam kalbuku  yang tak seorang pun akan tahu dan takmungkin tahu..,
Hari ini awal hidup baru dari sekian banyak harapan yang kuinginkan., tergapai walau hanya setitik dari sekian banyak impian.,Lupa dan rasa putus asa kadang terbersit dari hatiku yg kosong,lupa mengingatmu..,Maaf kan aku ya Allah..,yang kadang kala merasa diri seperti raja yang sedang bertahta dalam debu hayalan,membuat hati buta ..,jauhkan aku ya Allah dari manusia-manusia yang tak mau menyatakan kebenaran,manusia yang berhati buruk yg selalu menyakiti dan iri..,buat lah  damai dalam hatiku..dan dekatkan aku dengan cintamu.
Jikalau hidup adalah kegelapan ..,terangkan aku dengan karuniamu.,jadikan aku orang yang selalu bersukur padamu..,
Biarku rasa  gelap hidupku ada  cahya terangmu dalam hatiku

....0OOOO..,>>03:03 11 November 2011 <<<0OO..... 

                                                                                                               



Pulau Smelue (Ds Pasir Tinggi)
...
Tapak Tuan















Selasa, 23 Agustus 2011

Selalu Bersyukur, Obat Hilangkan Stres

Selalu Bersyukur, Obat Hilangkan Stres

 


Hidayatullah.com—HARGA terus melonjak naik, sementara lapangan pekerjaan makin susah. “Jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah, “ demikian rakyat kecil sering mengeluh.
Sementara di saat yang sama, sebagian orang menumpuk-numpuk harta dengan cara mengambil hak orang lain. Seperti banyak yang terjadi saat ini,  sebagian orang mendapatkan harta dari hasil “memeras” orang lain. Mereka harus menipu atau melakukan korupsi dan berbagai cara-cara yang tidak halal.
Padahal semestinya uang tersebut diperuntukan bagi kemaslahatan orang banyak, namun karena banyak tangan-tangan jahil, harta yang seharusnya merata secara adil dinikmati oleh seluruh masyarakat, hanya dinikmati/dimiliki oleh sebagian kecil orang. Mereka mengira, selagi muda dan punya jabatan, kesempatan mengumpulkan harta agak menjadi modal baginya meraih ketenangan hidup dan kebahagiaan.
Hati yang redup
Antara  harta dan ketenangan hati, sesungguhnya dua hal yang berbeda, yang tak ada hubungannya. Sebab, banyak orang berlimpah tapi dia tak mampu merasakan kebahagiaan dan ketenangan. Ia mampu menyewa hotel dan membeli tempat tidur yang mewah, namun tak bisa membeli rasa nyenyak.
Sementara di saat yang sama, banyak orang bisa bahagia dan tenang meskipun dengan harta yang minim. Di jalan, banyak kita saksikan tukang becak bisa mendengkur menikmati tidurnya, meski badannya tak cukup untuk duduk di kendaraan sederhana itu.
Sifat qana’ah inilah yang mampu menjadi salah satu potensi positif setiap manusia. Sikap qana'ah banyak didefinisikan sebagai sikap merasa cukup dan ridha atas karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT pada setiap manusia. Qana\'ah sering menjadi energi kehidupan dan membangkitkan semangat. Hal itu tidak lain dapat dijalani dengan cara menikmati hidup walaupun dengan segala kesederhanaan.
Orang yang selalu bersyukur tak akan dibuat pusing oleh kompleksnya warna-warni kenikmatan dunia di sekitar. Selalu menerima jatah pemberian Allah SAW. Sebab dia yakin bahwa, tiap manusia memiliki jatah rizki masing-masing yang dibagi secara adil oleh Allah SWT.
Sebagaimana dalam al-Quran, ”Dan tidak ada makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan dijamin oleh Allah rizkinya.”  (QS. Hud: 8).
Sebaliknya, manusia yang tak pernah puas dengan materi yang diperoleh adalah manusia yang rentran terhadap stres, hatinya redup bahkan mati – walaupun hartanya melimpah. Hati yang mati dan gundah cenderung tidak mudah menerima kenyataan, sehingga apa yang didapat tidak pernah memuaskan.
Maka, jika kita ingin mengubah diri menjadi orang yang selalu bahagia, ceria dan tersenyum di berbagai kondisi, kini saatnya untuk mengubah cara pandang. Cara pandang positif, yaitu selalu bersyukur dengan karunianya dan hidup sederhana. Cara pandang lama, selalu tidak puas dengan rizki cepat-cepat dibuang saat inijuga.
Rasulullah SAW bersabda:“Jadilah kamu seorang yang wara’, nanti kamu akan menjadi sebaik-baik hamba Allah, jadilah kamu seorang qanaah, nanti kamu akan menjadi orang yang paling bersyukur kepada Allah, sedikitkanlah ketawa kerana banyak ketawa itu mematikan hati.” (HR. al-Baihaqi).
Orang yang qana’ah adalah orang yang tidak meletakkan kenikmatan dunianya di hati, ia senantiasa bersyukur apa yang sudah menjadi jatahnya.
Sedang, orang yang tidak bersyukur selalu dibuat pusing oleh kenikmatan yang diperoleh orang lain. Jika tetangganya bisa membeli satu mobil, dia terkungkung oleh ambisi untuk melebihinya, mampu membeli dua mobil. Jika belum bisa, ia dikejar perasaan tidak puas, makan pun tak enak, tidur juga tidak tenang. Sebabambisinya belum tercapai.
Itulah pentingnya kita simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:“Lihatlah orang yang lebih bawah daripada kamu, jangan melihat orang yang tinggi daripada kamu, karena dengan demikian kamu tidak akan lupa segala nikmat Allah kepadamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Di kesempatan lain Nabi bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa), maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bisa jadi apa yang kita miliki dengan segala keterbatasan, tidak dimiliki orang lain. Sehingga walaupun yang kita miliki terbatas, jelek dan tak bermakna akan menjadi lebih bernilai jika kita melihat orang lain yang masih ada di bawah kita. Di saat itulah, kita bisa bersyukur masih bisa memiliki sesuatu yang sedikit, sedangkan banyak orang lain yang tidak memilikinya. Makanya, dalam soal materi, janganlah melihat kepada orang yang di atas (yang memiliki banyak harta) akan tetapi lihatlah orang yang masih di bawah kita.
Oleh sebab itulah, qana'ah dan syukur adalah salah satu tanda berkualitasnya iman seseorang. Sedang hasud dan dengki adalah ciri nafsu yang terbelenggu syetan. “Hakikat syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan Allah diikuti perasaan tunduk pada-Nya” kata Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. Syukur tidak hanya diucap lisan. Syukur hakiki ada ada perasaan dalam hati, bahwa ia puas dengan apa yang telah diberi Allah.
Apabila hati tunduk, maka akan diikuti oleh organ-organ tubuh lainnya untuk tunduk pada-Nya. Inilah yang disebut ta’at. Seorang manuisa tidak disebut patuh kecuali ia buktikan dengan ta’at pada semua perintah-Nya. Berarti, aktifitas syukur itu biasanya adalah melibatkan hati dan organ tubuh.
Dalam Kitab al-Ghunyah Syeikh al-Jilani membagi syukur menjadi tiga; “Syukur dengan lisan, yaitu mengakui adanya nikmat Allah dan merasa tenang. Syukur dengan badan dan anggota badan, yaitu dengan cara melaksanakan dan pengabdian kepada-Nya. Serta Syukur dengan hati, yaitu ketenangan diri atas keputusan Allah dengan senaniasa menjaga hak Allah yang wajib dikerjakan.
Cara Bersyukur
Tentang bagaimana cara bersyukur, kitab al-Ghunyah memberi arahan; Pertama, syukur dengan lisan, yakni dengan cara  mengakui bahwa nikmat itu berasal dari Allah dan tidak menyandarkannya kepada makhluk atau kepada diri kita sendiri, daya, kekuatan atau usaha kita. Tidak pula disandarkan kepada orang lain yang melakukan dengan tangan mereka karena kamu dan mereka hanyalah sebagai perantara, alat dan sarana terhadapnya, sedangan penentu, pelaksana, pengada dan penyebabnya hanyalah Allah. Allah lah yang menentukan dan menjalankan sehingga Dia lebih berhak untuk disykuri dari selain-Nya.
Kedua, syukur dengan hati. Yaitu keyakinan yang abadi, kuat, dan kokoh. bahwa semua nikmat, manfaat, dan kelezatan, baik lahir maupun batin, gerakan maupun dia kita, adalah berasal dari Allah bukan dari selain-Nya. Dan syukurnya  isan merupakan ungkapan dari apa yang ada di dalam hati.
Ketiga, syukur dengan perbuatan. Bersyukur dengan anggota badan adalah  dengan cara menggerakkan dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah, bukan untuk selainnya. Tidak memenuhi seruan orang yang mengajak untuk menentang Allah. Hal ini juga mencakup jiwa, hawa nafsu, keinginan, cita-cita dan makhluk-makhluk lainnya. Menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai dasar yang diikuti dan pemimpin, sedangkan selainnya dijadikan hamba, pengikut dan makmum. Allah SWT berfirman: ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS Al-Dhuha: 11).
Bersyukur sesungguhnya juga menjaminkan rizki. Semua jenis syukur tersebut tidak lain adalah taqwa kepada-Nya. Taqwa sebagaiman pernah difirmankan-Nya mendatangkan rizki. “Barangsiapa yang beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dan dia (dalam keadaan) beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia). dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (di akhirat kelak).” (Q.S al-Nahl:97).
Bila kita mau lakukan langkah-langkah itu, jiwa tak akan terbelenggu oleh ambisi duniawi, tidak terpenjara oleh nafsu dan hati pun lapang. Tidak stres dan gundah. Bahkan bisa merubah seseorang menjadi yang pemurah, walau tak berkantong tebal. Tidaklah kekayaan itu dengan banyak harta, tetapi sesungguhnya kekayaan itu ialah kekayaan jiwa.” (HR. Bukhari-Muslim).
Mari kita rayakan bahagia ini bukan karena materi, tapi dengan senantiasa bersyukur atas kenikmatan yang dikaruniakan-Nya pada kita semua.[Kholili Hasib]
Sumber :
Red: Cholis Akbar